Puji
syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan bagi
kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah STRUKTUR TUMBUHAN, yang mana
dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi
yang diberikan dosen pengampu.
Makalah
yang berjudul tentang “SEL”. Mengenai penjelasan lebih lanjut kami
memaparkannya dalam bagian pembahasan makalah ini.
Dengan
harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai penulis mengucapakan
terima kasih kepada semua pihak yan telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhir
kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka
kami terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
Bangko, November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................................
BAB I.
PENDAHULUAN...........................................................................................
1.1.
Latar Belakang Masalah.......................................................................
1.2.
Tujuan Masalah...................................................................................
1.3.
Manfaat Penulisan..............................................................................
BAB II.
PEMBAHASAN ............................................................................................
2.1.
Sejarah Penemuan Sel...........................................................................
2.2. Sitologi Tumbuhan.................................................................................
2.3. Komponen Protoplasmik........................................................................
2.4. Komponen Non-Protoplasmik................................................................
2.5.
Dinding Sel.............................................................................................
2.6. Membran Plasma...................................................................................
2.7. Pembelahan Inti dan Pembelahan sel.....................................................
BAB
III. PENUTUP...................................................................................................
1.1.
KESIMPULAN ....................................................................................
1.2.
SARAN..............................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Fisiologi tumbuhan merupakan ilmu
yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas suatu organisme dalam
menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu biologi lain,
fisiologi tumbuhan juga mempelajari proses kehidupan yang sering mirip atau identik
pada banyak organisme. Fisiologi tumbuhan sebenarnya merupakan terapan dari
fisika dan kimia modern untuk memahami tumbuhan. Karena itu, kemajuan fisiologi
tumbuhan hampir seluruhnya bergantung pada kemajuan dibidang fisika dan kimia.
Kini teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan peralatan untuk membantu
penelitian dibidang fisiologi tumbuhan serta pengetahuan dasar yang dipakai
untuk menafsirkan berbagai hasilnya.
Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan, yang paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu tentang sel . Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel seperti dinding sel, sitoplasma, membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola, badan mikro, sferosom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus. Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Fotosintesis, metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan merupakan aktivitas sel-sel tumbuhan. Misalnya organel plastida yang berperan dalam fotosintesis tumbuhan.
2.
Tujuan
Masalah
Tujuan
umum dalam penyusunan makalah ini adalah memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur
Tumbuhan
Dan tujuan
masalahnya yaitu agar kita megetahui tentang Sel.
BAB II
STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN ORGAN-ORGAN VEGETATIF
PADA
TUMBUHAN SECARA MIKROSKOP
SEL
A. Sejarah Penemuan Sel
Berikut ini
catatan mengenai sejarah penemuan sel :
1.
Tahun
1665, Robert Hooke menemukan sel mati dari gabus kulit batang quercus suber
yang tinggal dinding selnya saja, tersusun seperti rumah lebah. Ruang-ruang
kecil tanpa isi sel itu disebut kemudian disebut sel.
2.
Tahun
1770, Anthony Van Leeuwenhoek menemukan kloroplast pada daun segar.
3.
Tahun
1772, Bonaventuri Corti menemukan aliran plasma pada ganging chara sp.
4.
Tahun
1850 , kollicher menemukan mitokondria.
Teori tentang sel mempunyai konsep bahwa ;
1.
Sel
merupakan satuan struktur organism hidup
2.
Sel
merupakan satuan fungsi dalam organisme hidup
B.
Sitologi Tumbuhan
Merupakan
ilmu yang mempelajari bentuk, susunan, sifat-sifat fisik dan kimia darisel
tumbuhan serta perkembangan dinding selnya. Sel dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.
Prokariotik : sel tidak mempunyai membrane inti
atau membrane yang mengikat organela-organela, DNA terkonsentrasi pada daerah
yag disebut nukleoid.
2.
Eukariotik : sel mempunyai struktur yang
kompleks. Inti dan organela-organela yang lain terbungkus oleh membran inti dan
terdapat pada suatu larutan semi cair yang disebut litosol.
Sel tumbuhan didefinisikan sebagai unit dasar yang
universal dari suatu struktur organic. Struktur yang membedakan sel tumbuhan
dengan sel lainnya adalah keberadaan dinding sel yang merupakan lapisan terluar
dari sel yang berbatasan dengan membran sel. Dinding sel akan memberikan bentuk
sel tumbuhan. Isi sel yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh keberadaan
dinding sel.
Dalam hubungannya dengan fungsi, sel tumbuhan dapat
berbentuk oval, elips, silinder, seperti serat atau bercabang. Ukuran sel juga
sangat berhubungan dengan fungsinya. Sel dengan ukuran sangat kecil tidak bias
dijumpai pada tumbuhan. Sel-sel parenkim mempunyai ukuran antara 0,01-0,1 mm,
serat kayu dan floem mempunyai ukuran lebih panjang dibanding parenkim, yaitu
1-3 mm pada angiospermae dan 2-8 mm pada gymnospermae. Pada tumbuhan monokotil
tertntu dan anggota suku urtaceae, sel serat dapat mencapai panjang 550 mm.
C. Komponen Protoplasmik
Yang termasuk
pada komponen ini adalah sitoplasma, inti sel (nucleus), plastida, mitokondria,
ribosom, reticulum endoplasma, diktiosom (badan golgi), mikrobadan, sferosom,
dan lisosom.
1.
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan substansi hialin yang jernih
dengan bahan dasar hialoplasma. sitoplasma dibedakan menjadi tiga bagian.
a.
Plasmolema ; dinding plasma luar yang bersifat
semipermeable.
b.
Pilioplasma ; bagian yang tampak keruh karena
adanya butir-butirmikrosoma. Pada bagian ini dapat dilihat adanya aliran
sitoplasma [rotasi dan sikrolasi].
c.
Tonoplas ; membran dalam yang berbatasan
dengan vakuola, bersifat semipermeable.
2.
Inti sel ( nukleus )
Inti sel merupakan pusat pengendali segala macam
proses yang terjadi didalam sel, dibungkus oleh pembran ganda yang tersusun
dari senyawa lipoprotein dengan pori yang mempunyai ukuran bervariasi dari 400
sampai 600 A0 . Dengan adanya pori ini memungkinkan terjadinya
komunikasi antara nukleoplasma dan sitoplasma.
3.
Plastida
Plastida berupa benda kecil-kecil dengan bentuk yang
bervariasi yang tersusun atas zat putih
telur yang mempunyai struktur dan fungsi spesifik. Berdasarkan warnanya, plastida
dikelompokkan menjadi Leukoplas yang Biasanya berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan dan Kromatofora yang merupakan plastisida yang
mengandung pigmen.
4.
Mitokondria
Merupakan organela membran ganda yang mempunyai ukuran
diameter 1-2 am dan jumlahnya didalam sel bervariasi tergantung pada
masing-masing spesies. Mitokondria
mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan respirasi sel (mengandung
enzim-enzim respirasi).
5.
Ribosom
Berupa partikel kecil bergaris tengah 17-20 am,
terdapat pada sitoplasma dan kadang dijumpai menempel pda membran sebelah luar
reticulum endoplasma yang tersusun sangat teratur . ribosom mengandung ARN,
nucleoprotein dan enzim-enzim yang diperlukan dalam sintesis protein.
6.
Reticulum endoplasma
Berbentuk seperti tabung kempis, bercabang atau
seperti buluh sempit yang kadang berawal dari membran inti dan berakhir pada
membrane plasma. Reticulum endoplasma berfungsi sebagai tempat sintesis berbagai bagian sel yang penting antara lain
asam lemak dan protein.
7.
Diktiosom (badan golgi)
Terdiri dari tumpukan sisterna pipih yang bulat,
setiap sisterna dibatasi oleh membran yang halus. Dibawah mikroskop electron
diktiosom tampak tersusun oleh 3 macam struktur yaitu struktur seperti kantong
pipih, vakuola besar, dan kantong yang membulat. Diktiosom terutama terlibat
dalam sekresi gula, polisakarida dan kompleks protein polisakarida.
8.
Mikrobadan
Merupakan badan renik berdiameter antara 0,5-1,5 nm,
terdapat dalam sitoplasmasel dari berbagai jaringan. Mikrobadan dibatasi oleh membrane
tunggal dan matriknya Nampak seperti granul atau fibril, berisi berbagai macam
enzim, sesuai dengan macam sel atau jaringannya.
9.
Sferosom
Merupakan tubuh lipid yang dikelilingi membrane,
berbentuk bulat denga diameter 0,5-1 am berfungsi dalam sintesis lemak dan di
dalamnya juga dijumpai adanya timbunan
lemak. Selain itu sferofom juga sebagai intermedia dalam sintesis lilin,
kutin dan berbagai senyawa penghasil kutin dan suberin penyusun dinding sel.
10. Lisosom
Berbentuk seperti mitokondria, tetapi hanya mempunyai
membran tunggal dan tidak mempunyai kristae, mempunyai diameter 04-0,8 am, dan
lazimnya di jumpai pada sel-sel hewan. Pada sel tumbuhan kadang terdapat pada
sel-sel meristem, tetapi tidak selalu dijumpai adanya lisosom. Lisosom
mengandung enzim-enzim yang berperan dalam proses hidrodilis.
D.
Komponen Non-Protoplasmik
1.
Komponen non-protoplasmik cair
Adalah asam-asam organic , karbohidrat, protein,
alkaloid, zat penyamak, dan zat warna antosianin. Lemak dan minyak lemak
terdapat sebagai cadangan makanan pada biji-bijian. Contohnya adalah pada kacang tanah dan
kelapa.
2.
Komponen non-protoplasmik padat,
antara lain :
a.
Kristal kalsium oksalat, merupakan endapan dari garam
oksalat yang jika terakumulasi terlalu banyak akan bersifat racun pada tumbuhan.
Bentuknya berupa Kristal tunggal pada daun jeruk, krital pasir pada tangkai
daun bayam dan tembakau, Kristal rafida pada daun bunga pukul empat, Kristal
roset pada batang jarak.
b.
Aleuron, merupakan cadangan makanan berupa
protein, disimpan didalam vakuola sel. Letaknya pada tanaman bervariasi,
misalnya pada biji jarak tersebar didalam keping biji dan pada biji jagung merupakan lapisan dan terdapat
dibagian terluar dari endosperm.
c.
Amilum, merupakan cadangan makanan yang
tersimpan didalam umbi, rizoma, batang, buah dan biji.
E. Dinding Sel
Merupakan
bagian paling luar dari sel tumbuhan dan merupakan bagian yang membedakan
antara sel tumbuhan dan sel hewan. Setelah terjadi pertumbuhan sekunder,
dinding sel tumbuhan dibagi menjadi 3 lapisan, yaitu :
1.
Lamela tengah, merupakan perekat sel satu dengan
sel yang lain apabila beberapa sel membentuk jaringan. Lapisan ini tersusun
dari zat pekatin.
2.
Dinding primer, merupakan dinding yang pertama kali
tebentuk dan selam sel dalam fase perkembangan. Lapisan ini tersusun dari zat
sefulosa, hemiselulosa, dan pectin, kadang juga mengandung lignin.
3.
Dinding sekunder, merupakan lapisan yang terbentuk
disebelah dalam dari dinding primer sebelah sel selesai mengadakan pertumbuhan.
Lapisan ini tersusun dari zat selulosa, hemiselulosa dan lignin (tidak dijumpai
adanya pectin).
Pada dinding sel terdapat noktah dan plasmodesmata.
1.
Noktah
Adalah bagian dinding sel yang tidak mengalami
penebalan sehingga memungkinkan adanya hubungan antara suatu sel dengan sel-sel
yang ada disekitarnya.
Berdasarkan bentuknya, ada 2 tipe noktah yaitu noktah
sederhana (biasa) dan noktah terlindung (berhalaman). Jika dua noktah sederhana
berpasangan disebut noktah sederhana, apabila kedua noktah terlindung
berpasangan disebut pasangan noktah terlindung (berhalaman).
2.
Plasmodemata
Kenyataan dialam dijumpai adanya hubungan antarprotoplas sel
yang satu dengan protoplas sel-sel sekitarnya. Hubungan ini terjadi melalui
untaian protoplasma yang disebut plasmodesma. Kehadiran plasmodemata ini
merupakan karateristik bagi sel-sel hidup dan dijumpai pada seluruh dinding sel
hidup untuk menjamin kontinuitas protoplasma. Plasmodemata mempunyai peranan
penting pada proses tranportasi material dan meneruskan rangsang dari sel satu
ke sel yang lain.
F.
Membran Plasma
Adalah
selaput tipis yang terdiri dari lapisan ganda fosfolipid, dengan
gumpalan-gumpalan protein, sebagian gumpalan protein yang menempel dipermukaan
lapisan fosfolipid (protein perifer) , sedang yang lainnya menembus lapisan
fosfolipid (protein integral).
Protein
perifer tidak melekat erat pada permukaan membrane sehingga mudah terlepas,
mengandung asam amino dengan rantai hidrofilik, yang menyebabkan adanya
interaksi dengan air disekelilingnya dan permukaan lemak yang dihidrofibik.
Protein integral mengandung bagian
protein yang hidrofililik dan hidrofobik. Protein yang berada didalam lapisan
lemak bersifat hidrofobik, sedangkan yang menyembul ke permukaan lemak bersifat
hidrofilik. Diduga bahwa protein yang hidrofibik bergabung dengan bagian ekor
molekul lemak yang hidrofobik.
G.
Pembelahan Inti dan Pembelahan Sel
Dikenal ada 2
macam, yaitu :
1.
Mitosis (pembelahan yang terjadi pada
sel-sel somatis)
Mitosis pada tumbuhan mudah dilihat, yaitu pada titik
tumbuh (ujung akar atau ujung batang) dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Waktu yang dibutuhkan untuk mitosis (pembelahan inti) bervariasi antara
beberapa menit sampai 3 jam. Mitosis dibagi 4 tahap, yaitu :
a.
Profase (awal, tengah, dan akhir)
Ditandai
dengan adanya kondensasi dari bahan-bahan yang menyerap zat warna sampai
terbentuknya kromosom. Selama kondensasi, daerah sekeliling inti bebas dar
organela-organela lain (seperti mitokondria dan plastida). Kromosom berjalan
ketengah ke tempat yang sebelumnya dilingkupi oleh membran inti.
b.
Metaphase
Pada fase ini
kromosom telah membelah menjadi dua buah kromatid. Dijumpai adanya
benang-benang yang menghubungkan kromosom dengan kutub (disebut benang spindle
kromosom) dan benang-benang yang menghubungkan antarkutub (disebut benang
spindle continue).
c.
Anaphase
Pada daerah
sentromer (tempat melekatnya benang spindle pada kromosom), dua buah kromatid
memisahkan diri satu dengan yang lain bergerak ke arah kutub-kutub yang
berlawanan memberikan gambaran seperti dua deret bntang sehingga sering disebut
fase 2 bintang.
d.
Anaphase
Kromosom
telah sampai dikutub dan membentuk kumpulan yang kompak kemudian terbentuk
membran inti. Kromosom menjadi samar-samar dan anak inti timbul kembali
kemudian terjalin kembali hubungan antara membran luar inti dengan reticulum
endoplasma. Benang-benang spindle dan tetes-tetes kecil (dihasilkan oleh
diktosom) akan terkumpul didaerah bidang ekuatorial dan membentuk sekat.
Terbentuklah dua sel anakan.
2.
Meiosis (pembelahan yang terjadi pada
sel-sel kelamin)
Terjadi pada sel-sel reproduksi. Meiosis atas 2 fase ;
a.
Meiosis I
Ada 6 tahap :
Ø Leptoten :
kromosom banyak seperti benang halus, diploid, tunggal
Ø Zigoten :
kromosom hormolog saling mendekat dan berpasangan (membentuk sinapsis)
Ø Pakhiten :
kromosom menebal dan memendek (tahap berpasangan) dan membelah membujur
menghasilkan 4 kromatida
Ø Diploten :
terjadi pelekatan antara kromatida pada suatu tempat (titik). Titik pelekatan
disebut khiasma. Dengan perlekatan tersebut kromatida sulit untuk memisahkan
diri.
Ø Diakinesis :
pasangan kromatida menjadi sangat pendek dan menyusun diri dibagian tepi inti.
Pada fase akhir fase ini selaput inti pecah, anak inti menghilang, terbentuk
benang spindle seperti mitosis.
b.
Meiosis II
Setelah istirahat sejenak
(yaitu pada fase interkinesis), pembelahan selanjutnya memasuki propase II.
Menjelang akhir profase II kromosom memendek dan menebal. Pada metaphase
kromosom mengkonsentrasikan diri pada bidang ekuator. Pada stadium anaphase
sentrometer membelah menjadi 2 dan masing-masing sentrometer anakan menarik
kromatid ke kutub gelondong. Pada stadium berikutnya yaitu telofase setiap
perangkat kromatid (kromosom) membentuk satu inti, dan keempat inti tersebut
masing-masing diselubungi oleh dinding pemisah.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah “
Fisiologi Tumbuhan dan Sel Tumbuhan” ini, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Fisiologi
tumbuhan adalah suatu bidang ilmu
yang mengkaji fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan
2.
Fisiologi
tumbuhan mempelajari aktivitas hidup tumbuhan, meng-interpretasikan
proses-proses kehidupannya, dan mempelajari tanggapan tumbuhan terhadap
perubahan lingkungan serta pertumbuhan dan perkembangannya
3.
Fisiologi
tumbuhan berkaitan erat dengan cabang-cabang ilmu biologi lain seperti
ekologi dan ekofisiologi atau fisiologi lingkungan
4.
Tumbuhan
terdiri atas sel yang memiliki nucleus yang terbungkus oleh membrane atau
struktur serupa tapi tanpa membran
5.
Sel
tumbuhan memiliki beberapa jenis organel yang terbungkus membrane, misalnya
kloroplas, mitokondria, nucleus, dan vakuola
6.
Sebagian
besar sel tumbuhan eukariotik diselimuti oleh dinding sel.
2.
Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar
pembaca dapat mengetahui bahwa sel
penting bagi kehidupan kita.
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf
apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan
yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka
pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Agustriana,
Rochmah dan Tunjung Tripeni. 2006. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan I
2.
Universitas
Lampung : Bandar Lampung
3.
Campbell,
Reece – Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta
4.
Hasnunidah,
Neni. 2010. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung: Bandar
Lampung
5.
Lakitan,
Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
6.
Salisbury,
F.B dan C.W. Ross. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung : Bandung
Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Tentang Sel & Jaringan. Rineka Cipta : Jakarta
Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Tentang Sel & Jaringan. Rineka Cipta : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar