Sabtu, 28 Maret 2015

MAKALAH botani tingkat tinggi

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon yang seperti telah disebutkan terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Ciri-ciri morfologi :
1.      Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempuyai pelindung yang khusus.
2.      Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
3.      Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya becabang-cabang denga ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
4.      Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling.
5.      Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari.
6.      Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut.
Ciri-ciri Anatomi :
1.      Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun batangnya mempelihatkan pertumbuhan menebal sekunder.
2.      Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal.
3.      Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya terdapat kambium, jadi berkas pengangkutannya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral.
Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam  3 sub kelas : Monochlamyceae (Apetalae), Dialypetalae, dan Sympetalae, yang perbedaannya terletak dalam ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut.
a.            Monochlamydeae (apetalae)
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini kebanyakan berupa pohon-pohon atau setidaknya tumbuh-tumbuhan yang batangnya berkayu, bunga berkelamin tunggal dengan penyerbukan anemogami, jarang entomogami. Hiasan bunga tidak terdapat atau kalau ada hanya tunggal, oleh sebab itu disebut Monochlamydeae (Mono = satu, tunggal; chlamydos = mantel, selubung). Hiasan bunga yang tunggal itu biasanya menyerupai kelopak, jarang merupai mahkota, oleh sebab itu juga dinamakan Apetalae (a = tidak, tanpa; petala = daun mahkota). Hanya pada golongan tertentu saja terdapat hiasan bunga gand, a.l. pada famili Caryophyllaceae. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun-daun hiasan bunga (superponeren), atau terdapat dengan jumlah benang sari yang besar. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain :
1.      Casuarinales (Verticillatae)
2.       Fagales
3.      Myricales 
4.      Juglandales
5.      SalicalesUrticales
6.      Piperales
7.      Proteales
8.      Santalales
9.      Polygonales
10.  Caryophyllales (Centrospermae)
11.   Euphorbiales (Tricoccae)
12.  Hamamelidales
b.            Dialypetalae
Sub kelas ini meliputi terna, semak, perdu dan pohon-pohon yang sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya mempunyai bunga yang segera dapat menarik perhatian dan pada umumnya menunjukkan adanya hiasan bunga ganda, jadi jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota, sedang daun-daun mahkotanya bebas satu dari yang lain. Pandangan sementara ahli, bahwa kelompok tumbuhan ini harus dipandang sebagai kelompok tumbuhan dikotil yang paling primitif didasarkan atas kenyataan bahwa diantara Dialypetalae ditemukan anggota-anggota yang bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral pada sumbu bunganya dan kadang-kadang tidak jelas batas-batasnya antara kelopak, mahkota, benangsari, dan daun-daun buah karena adanya bentuk-bentuk peralihan di antara bagian-bagian tersebut, ditambah dengan adanya daun-daun buah yang masih bebas satu sama lain (apokarp).
Mengingat besarnya jumlah anggota sub kelas ini, hanya akan diuraikan takson-takson tertentu saja yang anggotanya mempunyai hubungan langsung dalam kehidupan manusia. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain :
1.        Policarpicae (Ranales atau Ranunculales)
2.        Aristolochiales
3.        Rosales
4.        Myrtales
5.        Rhoeadales (Brassicales)
6.        Sarraceniales
7.        Parietales (Cistales)
8.        Guttiferales (Clusiales)
9.        Malvales atau(Columniferae)
10.    Geraniales atau Gruinales
11.    Malpighiales
12.    Polygalales
13.    Rutales
14.    Sapindales
15.    Balsaminales
16.    Rhamnales
17.    Celastrales
18.    Umbelliflorae (Apiales)
c.             Sympetalae
Tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini mempunyai ciri utama adanya bunga dengan hiasan bunga yang lengkap, terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain :
1.      Plumbaginales
2.       Primulales
3.      Ebenales
4.      Ericales
5.      Campanulatea (Asterales, Synandrae)
6.      Rubiales
7.      Ligustrales (Oleales)
8.      Contortae (Apocynales)
9.      Tubiflorae (Solanales, Personatae)
10.  Cucurbitales
B.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales)
2.      Bagaimana ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)
3.      Bagaimana ciri – ciri bangsa Cucurbitales
C.            Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales)
2.        Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)
3.        Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Cucurbitales
D.           Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan informasi dan bahan ajar dari mata kuliah Botani Tingkat Tinggi.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Bangsa Contortae (Apocynales)
Terna, semak, atau pohon, kayunya seringkali mempunyai floem intraxiler, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilangan 4-5, dengan daun – daun mahkota yang berlekatan. Benang sari sama banyak dengan tajuk – tajuk mahkota, dan berseling dengan taujuk – tajuk tersebut.bakal buah menumpang, tembuni pada dinding. Ada kalanya terdapat 2 bakal buah yang menjadi satu karena pelekatan tangkai putiknya. Tiap ruang berisi sedikitnya sampai banyak bakal biji, masing – masing dengan 1 integumen. Biji sering bersayap atau berambut dengan endosperm yang terbentuk secara nuclear, lembaga lurus.
1.         Suku Apocynaceae
Terna atau tumbuhan berkayu berupa semak, perdu, atau pohon dengan buluh getah yang tidak beruas - ruas, seringkali memanjat, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, berbilang 5, jarang berbilang 4. Kelopak berbagi dalam, daun mahkota berlekatan membentuk buluh yang relative panjang dengan di atas tajuk – tajuk yang dalam kuncup terpuntir ke suatu arah. Benang sari sebagian berlekatan dengan buluh mahkota, berseling dengan tajuk – tajuk mahkota, kepala sari panjang bangun anak panah dan penghubung ruang sari yang runcing. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 dengan 2 tembuni pada dinding, ada kalanya bakal buah beruang 2, atau terdapat 2 bakal buah yang tangkai putiknya berlekatan, dengan banyak bakal biji. Bakal buah dikelilingi cakram yang berlekuk 4-5 atau berbelah 2. Tangkai putik 1 dengan penebalan dekat kepala putiknya. Buahnya buah buni, buah kurung atau serupa buah batu. Biji sering bersayap atau berambut, mempunyai endosperm sedikit atau tanpa endosperm, lembaga besar, lurus. Suku ini membawahi kurang lebih 175 marga, seluruhnya meliputi sekitar 1000 jenis yang tersebar di daerah tropika. 


2.         Suku Loganiaceae
Terna atau tumbuhan berkayu dengan floem intraxiler, daun tunggal berhadapan atau berkarang, pada pangkal bersambung dengan perantaraan suatu rusuk atau mempunyai daun penumpu kecil. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf. Daun kelopak 4-16, biasanya tersusun dalam beberapa lingkarang. Daun mahkota berlekatan dengan 4, 5 sampai banyak tajuk. Benang sari sama banyaknya dengan tajuk – tajuk mahkota, berlekatan dengan buluh mahkota, jarang hanya terdapat 1 benang sari. Bakal buah menumpangatau setengah tenggelam, beruang 1-5, kebanyakan beruang 2, tiap ruang dengan 1 sampai banyak bakal biji. Tangkai putik 1, berbelah 2-4, atau ada 2 tangkai putik. Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah sekat dengan 2 katup, atau buah buni atau buah batu. Biji dengan endosperm yang terbentuk secara nuclear dengan lembaga yang lurus. Loganiaceae terbagi dalam kurang lebih 20 marga, seluruhnya mencakup sekitar 400 jenis yang tersebar di daerah iklim panas sampai dengan iklim sedang, tidak terdapat di eropa. 


1.         Suku Gentianaceae
Kebanyakan berupa terna annual atau perennial, jarang berupa semak atau perdu. Daun tunggal, berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga dalam bunga majemuk yang bersifat simos, banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, jarang zigomorf. Kelopak dengan 4-12 tajuk – tajuk atau terdiri atas jumlah daun kelopak yang sama. Mahkota berlekatan dengan jumlah tajuk – tajuk kelopak, dalam kuncup terpuntir ke satu arah. Benang sari sama banyak dengan jumlah tajuk – tajuk mahkota atau lebih sedikit, berlekatan dengan buluh mahkota. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, hamper selalu beruang 1 dengan  2 tembuni pada dinding dengan banyak bakal biji. Tangkai putik 1, kadang berbelah 2. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan 2 katup atau buah kurung. Biji dengan endosperm dan lembaga yang hamper berbentuk silinder atau kerucut. Suku ini meliputi sekitar 800 jenis, terbagi dalam kurang lebih 65 marga, terutama tersebar di daerah iklim sedang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar