Sabtu, 28 Maret 2015

ilmu baru

makalah motivasi belajar

MAKALAH MOTIFASI BELAJAR

BAB 1
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
     Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu situasi, bahkan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motif-motif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong ( motivasi ).
     Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran dan tindakan paedadogis yang harus dilakukan, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.
     Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa.
     Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa : "Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai."
     Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara motivasi dengan perolehan dan atau prestasi tidak hanya dalam belajar.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa jenis-jenis motivasi
2. Apa teori motivasi dalam pendidikan?
3. Apa fungsi motivasi dalam belajar?
4. Bagaimana upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar?


C. Tujuan Makalah
     Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan:
1. Jenis-jenis motivasi.
2. Teori motivasi dalam pendidikan.
3. Fungsi motivasi dalam belajar.
4. Upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar.



D. Kegunaan Makalah
      Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep pemotivasian pendidikan. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep pemotivasian pendidikan.
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang konsep pemotivasian pendidikan baik secara teoretis maupun secara praktis.


E. Prosedur makalah
     Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahn yang dibahas secara jelas dan koprehensif. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.




BAB II
PEMBAHASAN


A. Landasan Teoretis
     Banyak pakar yang merumuskan definisi motivasi sesuai dengan kajian yang diperdalamnya. Rumusannya beraneka ragam, sesuai dengan sudut pandang dan kajian perspektif bidang telaahnya. Namun demikian, raga m definisi tersebut memiliki ciri dan kesamaan. Di bawah ini dideskripsikan beberapa kutipan pengertian motivasi.
     Michel J. Jucius (Onong Uchjana Effendy, 1993: 69-70) menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.
Menurut Dadi Permadi (2000: 72) motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif.
     Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2004: 64-65), apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Ini berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu. Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.
     Lantas, Nasution (2002: 58), membedakan antara motif dan motivasi. Motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga orang itu mau atau ingin melakukannya.
     Berdasarkan deskripsi di atas, motivasi dapat dirumuskan sebagai sesuatu kekuatan atau energi yang menggerakkan tingkah laku seseorang untuk beraktivitas.
     Sedangkan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif secara aktif mengembangkan potrnsi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mula, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.


B. Pembahasan
1. Jenis-Jenis Motivasi
     Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :
a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.
     Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.
     Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut :
a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik (etika) dan sebagainya.
     Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
     Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
1) Adanya kebutuhan
2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
3) Adanya cita-cita atau aspirasi.
Ada 2 jenis motivasi intrinsik:
1) Determinasi diri
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Di sini, motivasi internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.
2) Pilihan personal
Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
b. Motivasi Ekstrinsik
     Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
     Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
     Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.


2. Teori Motivasi dalam Pendidikan
     Motivasi adalah kekuatan yang digunakan dalam sistem pendidikan untuk mendorong siswa belajar dan memahami. Dalam pengaturan pendidikan, motivasi baik kekuatan internal maupun kekuatan eksternal. Ada teori yang berbeda dari motivasi dalam pengaturan pendidikan, termasuk yang menyatakan bahwa perilaku siswa didikte karena baik faktor eksternal maupun internal. Diskusi ini menyangkut pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik dan efeknya pada belajar siswa dan sukses dalam suatu lingkungan pendidikan.
a. Teori spekulasi
Motivasi sangat dipengaruhi oleh fokus kontrol. Gagasan bahwa seseorang merasa keputusan mereka sendiri dan tindakan menentukan nasib mereka menunjukkan sebuah fokus internal. Jika individu beroperasi menggunakan eksternal, mereka percaya kekuatan luar bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka dan merasa mereka memiliki sedikit kontrol situasi. Mereka dengan fokus internal akan sering menggunakan motivasi intrinsik, yang berpusat orang dan berasal dari dalam individu, sedangkan mereka yang memiliki fokus eksternal mungkin perlu imbalan ekstrinsik atau konsekuensi sebagai alat motivasi yang efektif.
b. Motivasi intrinsik
Menurut teori humanistik ditetapkan oleh Carl Rogers, motivasi mungkin datang dari dalam individu tanpa memikirkan pahala eksternal. Siswa menerima hadiah internal mereka sendiri melalui peningkatan harga diri dan rasa prestasi ketika mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Mereka hanya mungkin merasa keinginan untuk berhasil berdasarkan faktor-faktor seperti minat mereka sendiri dalam suatu kegiatan atau perasaan kepuasan yang dicapai ketika mereka menyelesaikan langkah yang diperlukan untuk mencapai prestasi yang diinginkan. drive ini disebut motivasi internal atau intrinsik, yang berarti tidak ada kekuatan luar yang menentukan apakah seorang individu pada akhirnya akan mencapai tujuannya. Dia tidak berusaha untuk mencapai untuk menerima hadiah karya eksternal terhadap nilai intrinsik terkait dengan keberhasilan proyek. Siswa akan termotivasi untuk melakukan perilaku yang diinginkan, dan tidak hukuman atau imbalan yang diperlukan untuk memotivasi individu untuk berhasil.
c. Motivasi ekstrensik
Siswa yang memerlukan penguatan untuk sukses beroperasi di bawah teori-teori behavioris yang ditetapkan oleh BF Skinner, yang menunjukkan sistem hukuman dan ganjaran sebagai alat motivasi. Motivasi eksternal yang diperlukan untuk mendorong perilaku positif individu ditawarkan dalam bentuk sistem yang memperkuat perilaku yang diinginkan atau meniadakan tindakan yang tidak diinginkan. Siswa mungkin menerima hadiah fisik dalam hal tepukan di bagian belakang atau stiker di kertas selesai. Mereka juga mungkin menerima konsekuensi negatif seperti penahanan atau menelepon ke rumah kepada orang tua. Melalui administrasi konsekuensi negatif untuk perilaku yang tidak diinginkan dan dukungan positif untuk tindakan yang diinginkan, siswa yang menanggapi motivasi ekstrinsik lebih mungkin untuk berhasil dalam upaya mereka.
d. Konsukuensi motivasi intrinsik
Pendekatan kognitif terhadap motivasi adalah bentuk intrinsik yang membutuhkan siswa untuk berpikir melalui konsekuensi dari tindakan mereka dan dasar keputusan mereka pada hasil yang diharapkan dari keputusan tersebut. Jika siswa mampu berpikir melalui situasi di tangan dan menentukan nilai keberhasilan, terlepas dari apakah atau tidak mereka mendapatkan hadiah, mereka beroperasi di bawah fokus kontrol internal. Siswa yang berhasil dalam kelas biasanya beroperasi di bawah fokus kontrol internal. Mereka tidak membebani terlalu banyak pada kesalahan atau nilai yang buruk dan masih mampu mempertahankan tingkat penghargaan terlepas dari kegagalan atau keberhasilan. Mereka menggunakan alat-alat kognitif yang memungkinkan mereka untuk menjaga perspektif tentang kegagalan yang dirasakan. Mereka memahami bahwa jika mereka gagal, itu mungkin karena mereka tidak belajar sebagaimana mestinya. Mereka tidak menyalahkan faktor eksternal seperti guru atau teman sekelas. Mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.
e. Konsekuensi motivasi ekstrensik
Siswa yang termotivasi eksternal lebih cenderung melihat guru, kelas, buku atau kekuatan eksternal lainnya sebagai alasan atas kegagalan mereka. Siswa ini memiliki fokus kontrol eksternal dan akan cenderung melihat kegagalan mereka sebagai semua yang mencakup bukan kesalahan satu kali. harga diri mereka mungkin sangat menderita karena kurangnya fokus kognitif dan kesadaran internal. Mereka cenderung percaya bahwa kegagalan mereka berhubungan dengan kurangnya kemampuan mereka, dan mereka lebih cenderung menyerah jika mereka tidak mencapai sukses terus menerus.
f. Menggunakan Motivasi di Kelas
Motivasi dapat berguna di dalam kelas untuk mengajar semua siswa untuk belajar. Hal ini penting untuk model motivasi dan memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan untuk menjadi sukses. Ini berarti bahwa tujuan dapat dipenuhi, dan mahasiswa memiliki banyak peluang untuk hasil yang sukses dalam upaya mereka. Dalam rangka meningkatkan motivasi dalam lingkungan belajar, kegiatan pendidikan harus menarik dan bebas stres, memungkinkan untuk kreativitas dan pengembangan diri. Jika siswa kurang memiliki motivasi internal untuk sukses, sebuah penghargaan perilaku sistem mungkin berguna dalam membantu beberapa siswa ekstrinsik termotivasi untuk mencapai fokus kontrol internal dengan membiarkan mereka keberhasilan, sehingga meningkatkan harga diri mereka. Siswa harus diberikan kesempatan untuk menampilkan karya-karya mereka dan menikmati segala macam strategi belajar yang akan memungkinkan mereka untuk berhasil. Karena semua siswa berbeda, teknik motivasi harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk memastikan pengalaman belajar yang optimal untuk semua anak.


3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
     Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
     Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
     Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.


4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
     Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.
     Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah.
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
f. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
g. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
h. Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
i. Memberikan pujian, sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
j. Memberikan hukuman, hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
k. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
l. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
m. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
n. Menggunakan metode yang bervariasi.
o. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
  
    Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentuk dan cara motivasi tersebut diantaranya :
a. Memberi angka, angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
b. Hadiah, hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
c. Saingan atau kompetisi, saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
d. Memberi ulangan
e. Mengetahui hasil
f. Pujian, apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
g. Hukuman, hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.
h. Hasrat untuk belajar
i. Minat
j. Tujuan yang diakui.
      Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan siswa.




BAB III
SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
     Motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan. Sedangkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
      Dalam pengaturan pendidikan, motivasi baik kekuatan internal maupun kekuatan eksternal. Ada teori yang berbeda dari motivasi dalam pengaturan pendidikan, termasuk yang menyatakan bahwa perilaku siswa didikte karena baik faktor eksternal maupun internal.
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa.


B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Untuk meraih hasil belajar yang maksimal, siswa harus mempunyai motivasi untuk belajar, baik motivasi yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri maupun yang dari luar seperti lingkungan.
2. Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar