makalah motivasi belajar
MAKALAH MOTIFASI BELAJAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu
situasi, bahkan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai
dengan motif-motif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang
satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan
karena ketiadaan kekuatan yang mendorong ( motivasi ).
Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena
dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap
informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri
dalam kegiatan pembelajaran dan tindakan paedadogis yang harus
dilakukan, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses
pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang
bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang
dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap
prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat
belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan
mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi
menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan
optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa
mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata
kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam
membangkitkan motivasi siswa.
Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan
dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan
semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar bahwa : "Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai."
Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu
pula hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam
proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan
berhasil dalam belajarnya. Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan
dengan tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara
motivasi dengan perolehan dan atau prestasi tidak hanya dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa jenis-jenis motivasi
2. Apa teori motivasi dalam pendidikan?
3. Apa fungsi motivasi dalam belajar?
4. Bagaimana upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan:
1. Jenis-jenis motivasi.
2. Teori motivasi dalam pendidikan.
3. Fungsi motivasi dalam belajar.
4. Upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis makalah ini berguna
sebagai pengembangan konsep pemotivasian pendidikan. Secara praktis
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep pemotivasian pendidikan.
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang konsep pemotivasian pendidikan baik secara teoretis maupun secara praktis.
E. Prosedur makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang digunakan dalam adalah metode deskriptif. Melalui metode ini
penulis akan menguraikan permasalahn yang dibahas secara jelas dan
koprehensif. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui
kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah.
Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks
tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teoretis
Banyak pakar yang merumuskan definisi motivasi sesuai dengan kajian
yang diperdalamnya. Rumusannya beraneka ragam, sesuai dengan sudut
pandang dan kajian perspektif bidang telaahnya. Namun demikian, raga m
definisi tersebut memiliki ciri dan kesamaan. Di bawah ini
dideskripsikan beberapa kutipan pengertian motivasi.
Michel J. Jucius (Onong Uchjana Effendy, 1993: 69-70) menyebutkan
motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri
sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.
Menurut
Dadi Permadi (2000: 72) motivasi adalah dorongan dari dalam untuk
berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif.
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2004: 64-65), apa saja yang
diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya
maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Ini
berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif
tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu. Jadi, setiap
kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.
Lantas, Nasution (2002: 58), membedakan antara motif dan motivasi.
Motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu, sedangkan motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi, sehingga orang itu mau atau ingin melakukannya.
Berdasarkan deskripsi di atas, motivasi dapat dirumuskan sebagai
sesuatu kekuatan atau energi yang menggerakkan tingkah laku seseorang
untuk beraktivitas.
Sedangkan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif secara aktif mengembangkan potrnsi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mula, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga
sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama
pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
B. Pembahasan
1. Jenis-Jenis Motivasi
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk
menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme
kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya
menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto,
motif itu ada tiga golongan yaitu :
a.
Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus,
kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
b.
Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency
motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi
karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari
bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
c.
Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek
atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan
dari dalam diri kita.
Arden
N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan jenis
motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan (motive
psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs),
misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
sebagainya.
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut :
a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
b.
Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan
manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat
baik (etika) dan sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam
buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri
seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar,
misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan
sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
1) Adanya kebutuhan
2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
3) Adanya cita-cita atau aspirasi.
Ada 2 jenis motivasi intrinsik:
1) Determinasi diri
Dalam
pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu
karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.
Di sini, motivasi internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik
apabila murid punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab
personal atas pembelajaran mereka.
2) Pilihan personal
Pengalaman
optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang besar. Pengalaman
optimal ini kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan
berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal
ini terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap
tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar
individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin
belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,
pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan
orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi
ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan
tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga
mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang
kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam
melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Bahwa
setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan
memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.
2. Teori Motivasi dalam Pendidikan
Motivasi adalah kekuatan yang digunakan dalam sistem pendidikan untuk
mendorong siswa belajar dan memahami. Dalam pengaturan pendidikan,
motivasi baik kekuatan internal maupun kekuatan eksternal. Ada teori
yang berbeda dari motivasi dalam pengaturan pendidikan, termasuk yang
menyatakan bahwa perilaku siswa didikte karena baik faktor eksternal
maupun internal. Diskusi ini menyangkut pengaruh motivasi intrinsik dan
ekstrinsik dan efeknya pada belajar siswa dan sukses dalam suatu
lingkungan pendidikan.
a. Teori spekulasi
Motivasi
sangat dipengaruhi oleh fokus kontrol. Gagasan bahwa seseorang merasa
keputusan mereka sendiri dan tindakan menentukan nasib mereka
menunjukkan sebuah fokus internal. Jika individu beroperasi menggunakan
eksternal, mereka percaya kekuatan luar bertanggung jawab atas peristiwa
yang terjadi dalam hidup mereka dan merasa mereka memiliki sedikit
kontrol situasi. Mereka dengan fokus internal akan sering menggunakan
motivasi intrinsik, yang berpusat orang dan berasal dari dalam individu,
sedangkan mereka yang memiliki fokus eksternal mungkin perlu imbalan
ekstrinsik atau konsekuensi sebagai alat motivasi yang efektif.
b. Motivasi intrinsik
Menurut
teori humanistik ditetapkan oleh Carl Rogers, motivasi mungkin datang
dari dalam individu tanpa memikirkan pahala eksternal. Siswa menerima
hadiah internal mereka sendiri melalui peningkatan harga diri dan rasa
prestasi ketika mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Mereka hanya
mungkin merasa keinginan untuk berhasil berdasarkan faktor-faktor
seperti minat mereka sendiri dalam suatu kegiatan atau perasaan kepuasan
yang dicapai ketika mereka menyelesaikan langkah yang diperlukan untuk
mencapai prestasi yang diinginkan. drive ini disebut motivasi internal
atau intrinsik, yang berarti tidak ada kekuatan luar yang menentukan
apakah seorang individu pada akhirnya akan mencapai tujuannya. Dia tidak
berusaha untuk mencapai untuk menerima hadiah karya eksternal terhadap
nilai intrinsik terkait dengan keberhasilan proyek. Siswa akan
termotivasi untuk melakukan perilaku yang diinginkan, dan tidak hukuman
atau imbalan yang diperlukan untuk memotivasi individu untuk berhasil.
c. Motivasi ekstrensik
Siswa
yang memerlukan penguatan untuk sukses beroperasi di bawah teori-teori
behavioris yang ditetapkan oleh BF Skinner, yang menunjukkan sistem
hukuman dan ganjaran sebagai alat motivasi. Motivasi eksternal yang
diperlukan untuk mendorong perilaku positif individu ditawarkan dalam
bentuk sistem yang memperkuat perilaku yang diinginkan atau meniadakan
tindakan yang tidak diinginkan. Siswa mungkin menerima hadiah fisik
dalam hal tepukan di bagian belakang atau stiker di kertas selesai.
Mereka juga mungkin menerima konsekuensi negatif seperti penahanan atau
menelepon ke rumah kepada orang tua. Melalui administrasi konsekuensi
negatif untuk perilaku yang tidak diinginkan dan dukungan positif untuk
tindakan yang diinginkan, siswa yang menanggapi motivasi ekstrinsik
lebih mungkin untuk berhasil dalam upaya mereka.
d. Konsukuensi motivasi intrinsik
Pendekatan
kognitif terhadap motivasi adalah bentuk intrinsik yang membutuhkan
siswa untuk berpikir melalui konsekuensi dari tindakan mereka dan dasar
keputusan mereka pada hasil yang diharapkan dari keputusan tersebut.
Jika siswa mampu berpikir melalui situasi di tangan dan menentukan nilai
keberhasilan, terlepas dari apakah atau tidak mereka mendapatkan
hadiah, mereka beroperasi di bawah fokus kontrol internal. Siswa yang
berhasil dalam kelas biasanya beroperasi di bawah fokus kontrol
internal. Mereka tidak membebani terlalu banyak pada kesalahan atau
nilai yang buruk dan masih mampu mempertahankan tingkat penghargaan
terlepas dari kegagalan atau keberhasilan. Mereka menggunakan alat-alat
kognitif yang memungkinkan mereka untuk menjaga perspektif tentang
kegagalan yang dirasakan. Mereka memahami bahwa jika mereka gagal, itu
mungkin karena mereka tidak belajar sebagaimana mestinya. Mereka tidak
menyalahkan faktor eksternal seperti guru atau teman sekelas. Mereka
bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.
e. Konsekuensi motivasi ekstrensik
Siswa
yang termotivasi eksternal lebih cenderung melihat guru, kelas, buku
atau kekuatan eksternal lainnya sebagai alasan atas kegagalan mereka.
Siswa ini memiliki fokus kontrol eksternal dan akan cenderung melihat
kegagalan mereka sebagai semua yang mencakup bukan kesalahan satu kali.
harga diri mereka mungkin sangat menderita karena kurangnya fokus
kognitif dan kesadaran internal. Mereka cenderung percaya bahwa
kegagalan mereka berhubungan dengan kurangnya kemampuan mereka, dan
mereka lebih cenderung menyerah jika mereka tidak mencapai sukses terus
menerus.
f. Menggunakan Motivasi di Kelas
Motivasi
dapat berguna di dalam kelas untuk mengajar semua siswa untuk belajar.
Hal ini penting untuk model motivasi dan memastikan bahwa semua siswa
memiliki kesempatan untuk menjadi sukses. Ini berarti bahwa tujuan dapat
dipenuhi, dan mahasiswa memiliki banyak peluang untuk hasil yang sukses
dalam upaya mereka. Dalam rangka meningkatkan motivasi dalam lingkungan
belajar, kegiatan pendidikan harus menarik dan bebas stres,
memungkinkan untuk kreativitas dan pengembangan diri. Jika siswa kurang
memiliki motivasi internal untuk sukses, sebuah penghargaan perilaku
sistem mungkin berguna dalam membantu beberapa siswa ekstrinsik
termotivasi untuk mencapai fokus kontrol internal dengan membiarkan
mereka keberhasilan, sehingga meningkatkan harga diri mereka. Siswa
harus diberikan kesempatan untuk menampilkan karya-karya mereka dan
menikmati segala macam strategi belajar yang akan memungkinkan mereka
untuk berhasil. Karena semua siswa berbeda, teknik motivasi harus
disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk memastikan pengalaman
belajar yang optimal untuk semua anak.
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil
pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha
belajar bagi siswa.
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c.
Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus,
tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Selain itu ada juga
fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan
prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun
dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu
akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang
siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan
faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi
seorang siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa
diantara sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan
sebagian lain belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat
perilaku siswa seprti itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah.
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d.
Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas
yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas
untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
f.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu,
siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa
yang berprestasi.
g. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
h.
Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa. Guru
berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah
dicapai sebelumnya.
i. Memberikan
pujian, sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan
penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
j.
Memberikan hukuman, hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat
kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan
harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu
motivasi belajarnya.
k.
Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya
adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
l. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
m. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
n. Menggunakan metode yang bervariasi.
o. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentuk dan cara
motivasi tersebut diantaranya :
a.
Memberi angka, angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai
angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan motivasi yang sangat kuat.
b. Hadiah, hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
c.
Saingan atau kompetisi, saingan atau kompensis dapat juga dikatakan
sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik
persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi
belajar sisiwa.
d. Memberi ulangan
e. Mengetahui hasil
f.
Pujian, apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
g. Hukuman, hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.
h. Hasrat untuk belajar
i. Minat
j. Tujuan yang diakui.
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar
berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan
untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi kehidupan siswa.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan.
Sedangkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Dalam pengaturan pendidikan, motivasi baik kekuatan internal maupun
kekuatan eksternal. Ada teori yang berbeda dari motivasi dalam
pengaturan pendidikan, termasuk yang menyatakan bahwa perilaku siswa
didikte karena baik faktor eksternal maupun internal.
Motivasi
sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi.
Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi
yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi
akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1.
Untuk meraih hasil belajar yang maksimal, siswa harus mempunyai
motivasi untuk belajar, baik motivasi yang berasal dari dalam diri siswa
itu sendiri maupun yang dari luar seperti lingkungan.
2. Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar