Sabtu, 28 Maret 2015
MAKALAH botani tingkat tinggi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam
kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon yang seperti
telah disebutkan terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.
Ciri-ciri morfologi :
1. Seperti namanya telah menyebutkan
tumbuh-tumbuhan ini mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah)
dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempuyai pelindung yang khusus.
2. Akar lembaga tumbuh terus menjadi
akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar
tunggang.
3. Batang berbentuk kerucut panjang,
biasanya becabang-cabang denga ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
4. Duduk daun biasanya tersebar atau
berkarang, kadang-kadang saja berseling.
5. Daun tunggal atau majemuk,
seringkali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang mempunyai pelepah, helaian
daun bertulang menyirip atau menjari.
6. Pada cabang-cabang ke samping
seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median
di kanan kiri cabang tersebut.
Ciri-ciri Anatomi :
1. Baik akar maupun batang mempunyai
kambium, hingga akar maupun batangnya mempelihatkan pertumbuhan menebal
sekunder.
2. Pada akar sifat radial berkas
pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal.
3. Pada batang berkas pengangkutan
tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah
luar, di antaranya terdapat kambium, jadi berkas pengangkutannya bersifat
kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral.
Dicotyledoneae
dapat dibedakan dalam 3 sub kelas : Monochlamyceae (Apetalae),
Dialypetalae, dan Sympetalae, yang perbedaannya
terletak dalam ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan bagaimana
susunan daun-daun mahkota tersebut.
a.
Monochlamydeae (apetalae)
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam
sub kelas ini kebanyakan berupa pohon-pohon atau setidaknya tumbuh-tumbuhan
yang batangnya berkayu, bunga berkelamin tunggal dengan penyerbukan anemogami,
jarang entomogami. Hiasan bunga tidak terdapat atau kalau ada hanya tunggal,
oleh sebab itu disebut Monochlamydeae
(Mono = satu, tunggal; chlamydos = mantel, selubung). Hiasan
bunga yang tunggal itu biasanya menyerupai kelopak, jarang merupai mahkota,
oleh sebab itu juga dinamakan Apetalae
(a = tidak, tanpa; petala = daun mahkota). Hanya pada
golongan tertentu saja terdapat hiasan bunga gand, a.l. pada famili Caryophyllaceae. Benang sari sama
banyaknya dengan jumlah daun-daun hiasan bunga (superponeren), atau terdapat
dengan jumlah benang sari yang besar. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo,
antara lain :
1.
Casuarinales (Verticillatae)
2.
Fagales
3.
Myricales
4.
Juglandales
5.
SalicalesUrticales
6.
Piperales
7.
Proteales
8.
Santalales
9.
Polygonales
10.
Caryophyllales (Centrospermae)
11.
Euphorbiales (Tricoccae)
12.
Hamamelidales
b.
Dialypetalae
Sub kelas ini meliputi terna, semak,
perdu dan pohon-pohon yang sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya
mempunyai bunga yang segera dapat menarik perhatian dan pada umumnya
menunjukkan adanya hiasan bunga ganda, jadi jelas dapat dibedakan dalam kelopak
dan mahkota, sedang daun-daun mahkotanya bebas satu dari yang lain. Pandangan
sementara ahli, bahwa kelompok tumbuhan ini harus dipandang sebagai kelompok
tumbuhan dikotil yang paling primitif didasarkan atas kenyataan bahwa diantara Dialypetalae ditemukan
anggota-anggota yang bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral pada sumbu
bunganya dan kadang-kadang tidak jelas batas-batasnya antara kelopak, mahkota,
benangsari, dan daun-daun buah karena adanya bentuk-bentuk peralihan di antara
bagian-bagian tersebut, ditambah dengan adanya daun-daun buah yang masih bebas
satu sama lain (apokarp).
Mengingat besarnya jumlah anggota
sub kelas ini, hanya akan diuraikan takson-takson tertentu saja yang anggotanya
mempunyai hubungan langsung dalam kehidupan manusia. Sub kelas ini meliputi
berbagai ordo, antara lain :
1.
Policarpicae (Ranales atau
Ranunculales)
2.
Aristolochiales
3.
Rosales
4.
Myrtales
5.
Rhoeadales (Brassicales)
6.
Sarraceniales
7.
Parietales (Cistales)
8.
Guttiferales (Clusiales)
9.
Malvales atau(Columniferae)
10.
Geraniales atau Gruinales
11.
Malpighiales
12.
Polygalales
13.
Rutales
14.
Sapindales
15.
Balsaminales
16.
Rhamnales
17.
Celastrales
18.
Umbelliflorae (Apiales)
c.
Sympetalae
Tumbuhan yang tergolong dalam sub
kelas ini mempunyai ciri utama adanya bunga dengan hiasan bunga yang lengkap,
terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan
menjadi satu. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain :
1.
Plumbaginales
2. Primulales
3. Ebenales
4. Ericales
5. Campanulatea
(Asterales, Synandrae)
6. Rubiales
7. Ligustrales
(Oleales)
8. Contortae
(Apocynales)
9. Tubiflorae
(Solanales, Personatae)
10. Cucurbitales
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana ciri –
ciri bangsa Contortae (Apocynales)
2.
Bagaimana ciri –
ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)
3.
Bagaimana ciri –
ciri bangsa Cucurbitales
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales)
2.
Untuk mengetahui
ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)
3.
Untuk mengetahui
ciri – ciri bangsa Cucurbitales
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat dari
penulisan makalah ini adalah sebagai bahan informasi dan bahan ajar dari mata
kuliah Botani Tingkat Tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bangsa
Contortae (Apocynales)
Terna, semak, atau pohon, kayunya seringkali mempunyai
floem intraxiler, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang,
kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal,
aktinomorf, berbilangan 4-5, dengan daun – daun mahkota yang berlekatan. Benang
sari sama banyak dengan tajuk – tajuk mahkota, dan berseling dengan taujuk –
tajuk tersebut.bakal buah menumpang, tembuni pada dinding. Ada kalanya terdapat
2 bakal buah yang menjadi satu karena pelekatan tangkai putiknya. Tiap ruang
berisi sedikitnya sampai banyak bakal biji, masing – masing dengan 1 integumen.
Biji sering bersayap atau berambut dengan endosperm yang terbentuk secara
nuclear, lembaga lurus.
1.
Suku Apocynaceae
Terna atau tumbuhan
berkayu berupa semak, perdu, atau pohon dengan buluh getah yang tidak beruas -
ruas, seringkali memanjat, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang,
tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, berbilang 5, jarang berbilang 4.
Kelopak berbagi dalam, daun mahkota berlekatan membentuk buluh yang relative
panjang dengan di atas tajuk – tajuk yang dalam kuncup terpuntir ke suatu arah.
Benang sari sebagian berlekatan dengan buluh mahkota, berseling dengan tajuk –
tajuk mahkota, kepala sari panjang bangun anak panah dan penghubung ruang sari
yang runcing. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 dengan 2
tembuni pada dinding, ada kalanya bakal buah beruang 2, atau terdapat 2 bakal
buah yang tangkai putiknya berlekatan, dengan banyak bakal biji. Bakal buah
dikelilingi cakram yang berlekuk 4-5 atau berbelah 2. Tangkai putik 1 dengan
penebalan dekat kepala putiknya. Buahnya buah buni, buah kurung atau serupa
buah batu. Biji sering bersayap atau berambut, mempunyai endosperm sedikit atau
tanpa endosperm, lembaga besar, lurus. Suku ini membawahi kurang lebih 175
marga, seluruhnya meliputi sekitar 1000 jenis yang tersebar di daerah tropika.
2.
Suku Loganiaceae
Terna atau tumbuhan
berkayu dengan floem intraxiler, daun tunggal berhadapan atau berkarang, pada
pangkal bersambung dengan perantaraan suatu rusuk atau mempunyai daun penumpu kecil.
Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf. Daun kelopak 4-16, biasanya
tersusun dalam beberapa lingkarang. Daun mahkota berlekatan dengan 4, 5 sampai
banyak tajuk. Benang sari sama banyaknya dengan tajuk – tajuk mahkota,
berlekatan dengan buluh mahkota, jarang hanya terdapat 1 benang sari. Bakal
buah menumpangatau setengah tenggelam, beruang 1-5, kebanyakan beruang 2, tiap
ruang dengan 1 sampai banyak bakal biji. Tangkai putik 1, berbelah 2-4, atau
ada 2 tangkai putik. Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah sekat
dengan 2 katup, atau buah buni atau buah batu. Biji dengan endosperm yang
terbentuk secara nuclear dengan lembaga yang lurus. Loganiaceae terbagi dalam
kurang lebih 20 marga, seluruhnya mencakup sekitar 400 jenis yang tersebar di
daerah iklim panas sampai dengan iklim sedang, tidak terdapat di eropa.
1.
Suku
Gentianaceae
Kebanyakan berupa
terna annual atau perennial, jarang berupa semak atau perdu. Daun tunggal,
berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga dalam bunga majemuk yang bersifat simos,
banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, jarang zigomorf. Kelopak dengan
4-12 tajuk – tajuk atau terdiri atas jumlah daun kelopak yang sama. Mahkota
berlekatan dengan jumlah tajuk – tajuk kelopak, dalam kuncup terpuntir ke satu
arah. Benang sari sama banyak dengan jumlah tajuk – tajuk mahkota atau lebih
sedikit, berlekatan dengan buluh mahkota. Bakal buah menumpang atau setengah
tenggelam, hamper selalu beruang 1 dengan
2 tembuni pada dinding dengan banyak bakal biji. Tangkai putik 1, kadang
berbelah 2. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan 2 katup atau buah kurung.
Biji dengan endosperm dan lembaga yang hamper berbentuk silinder atau kerucut.
Suku ini meliputi sekitar 800 jenis, terbagi dalam kurang lebih 65 marga,
terutama tersebar di daerah iklim sedang.
mahasiswa biologi
Jadilah diri sendiri dan banggalah
dengan apa yang kamu miliki
TIPE
CIRI YANG BISA DIAMBIL SEBAGAI SUMBER BUKTI TAKSONOMI:
Berikut ini akan diungkapkan beberapa cabang biologi yang
dapat dijadikan sebagai sumber bukti taksonomi:
1. Morfologi
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena
mudah diamati dan praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap
pada data morfologi adalah:
· Generatif
(bunga, buah, dan biji).
· Vegetatif
(perawakan/habitus dan organ), biasanya yang sering dipakai antara lain: habit,
akar banir, penyebaran bulu pada bagian-bagian tumbuhan.
· Ontologi
(cara pertumbuhan)
Data morfologi sering
menunjukkan cara-cara tumbuhan tersebut mengadaptasikan diri dengan
lingkungannya dan evolusinya. Kelebihan
sumber bukti morfologi adalah dapat memperagakan dengan cepat keanekaragaman
tumbuhan dibandingkan dengan sumber bukti yang lainnya.
Penggunaan: Melastomataceae ditentukan
berdasarkan bentuk morfologi daunnya Cucurbitaceae ditentukan
berdasarkan sulurnya.
Beberapa ciri morfologi yang sering
diabaikan, yaitu:
)
1)
Sulit dilihat , misal kelenjar madu, lodicula, tangkai benang sari
2) Sulit dibuat koleksi , misal pangkal
daun dari suku palmae
Ciri-ciri Vegetatif
1) Perawakan (Habitus)
Perawakan berhubungan dengan ciri, seperti ukuran ,
percabangan, penyebaran, kerapatan, bentuk, ukuran serta tekstur daun, sistem
perakaran, cara perkembangbiakkan, serta kehidupan dan periodisitas.Dalam
taksonomi , dapat diartikan:
· Digunakan untuk menguraikan dan membandingkan bermacam-macam
sifat perawakan tumbuhan yang berbeda.
· Untuk memperkirakan tingkat adaptasi dan penyesuaian
ekologis terhadap habitat.
Contoh
bentuk pohon tergantung bentuk tajuknya (bulat dan rimbun, bulat memanjang, dan
bentuk panjang ).
2) Organ – organ dalam tanah
Organ dalam tanah memberikan ciri yang berharga untuk
pemisahan taksonomi, misal taksonomi marga Raninculus. Dalam marga Aristolochia
bentuk akar (bulat, bulat telur, silindris, bentuk tombak, bentuk napiformis)
merupakan sifat yang konstan dan penting untuk menentukan jenis.
3
3) Daun
Bentuk daun menunjukan variasi yang sangat luas mulai dari
pangkal sampai ujung daun, terutama tunas dari berbagai jenis pohon. Ptiksis
adalah cara penggulungan atau pelipatan organ yang berdiri sendiri seperti daun
atau petela pada waktu kuncup. Sifat ini sebagai sumber bukti Taksonomi pada
takson tertentu misal marga primula suku Rosaceae.
Bentuk pangkal daun , morfologi stipila , pertulangan daun
dan sifat tertentu seperti epidermis daun dan jumlah stomata penting sebagai
bukti taksonomi untuk takson tertentu.
2. Anatomi
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau
kekerabatan secara filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk
mendeterminasi kayu-kayu ekonomis. Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam
taksonomi:
a. Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat
dengan tidak adanya pembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan
Pteridophyta.
b. Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk
marga atau di atasnya.
c. Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis.
d. Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski
bunga tereduksi, sehingga orang dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota
pada Fagaceae, sehingga memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya
mempunyai bunga yang tidak primitive.
Ciri yang dapat diamati setelah melakukan penyayatan pada
suatu organ atau bagian tubuh (morfologi
dalam).
3. Sitologi
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun
istilah sitologi menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan
taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya.
Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu: jumlah,
ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe (keadaan
kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran panjang
kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit.
·
Ukuran kromosom mantap untuk jenis
·
Jumlah kromosom semua individu yang
tergolong satu jenis itu umumnya sama, kecuali dalam beberapa jenis tertentu.
4. Embriologi
Individu dalam marga atau suku mungkin dicirikan dengan tipe
embrionya, dan tanda ini mungkin dapat dipakai untuk menentukan pembatasan
taksonomi dan kekerabatan alami. Data-data embriologis yang digabungkan dengan
ciri-ciri anatomi dan morfologis, dapat digunakan dalam membuat klasifikasi yang
lebih baik.
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan
masalah taksonomi. Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang
berkaitan dengan struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit
jantan, gametofit betina, bakal biji, pembuahan, endosperma, kulit biji,
apomiksis dan poliembrio. Pembagian utama Dikotil dan Monokotil didasarkan pada
satu sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa rendah masih jarang digunakan.
Ada beberapa macam tipe bakal biji, yaitu orthotropous bila mikropil terletak
di bagian atas, sedangkan hilumnya di bagian bawah; amphitropous, yaitu bakal
biji yang tangkai bijinya membengkok sehingga ujung bakal biji dan tangkai
dasarnya berdekatan satu sama lain. Anatropous, yaitu bakal biji yang mempunyai
mikropil membengkok sekitar 180o, dan campylotropous, yaitu bakal
biji yang membengkok 90o sehingga tali pusar tampak melekat pada
bagian samping bakal biji.
5. Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora.
Serbuk sari menjadi sumber taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan
serbuk sari antara lain adalah jumlah dan letak alur dan lubang di
permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum
dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis, marga atau suku. Ciri-ciri
utama butir polen yang mempunyai nilai taksonomi adalah jumlah dan posisi alur,
jumlah, posisi dan kekompleksan apertura serta bentuk pahatan eksin. Tipe butir
polen pada Angiospermae ada 2 tipe poko yaitu :
a.
Monocolpate : butir polen yang
dilengkapi suatu alur tunggal yang terdapat pada satu sisi butir polen yang
jauh dari titik hubungan setrad.
b.
Trocolpate : butir polen dengan tiga
alur meridional. Rangkaian spesialisasi diawali dari monocolpate maupun
tricolpate kemudian mencapai puncaknya pada acolpate (tanpa alur) dan
pancolpate (beralur banyak).
6. Chemistry
· Penggolongan ganggang didasarkan
pada pigmen dalam plastidanya serta susunan kimia senyawa cadangan makanan.
· Adanya kandungan morfin dalam Papaver
· Cadangan pati, bukti penguat anggota
Gramineae
· Kristal kalsium oksalat (rapid):
membantu dalam penyusunan klasifikasi Rubiaceae,
· Liliaceae dan Compositae serta
kekerabatan antara cactaceae dengan anggota Centrosperma
Ciri kimiawi dapat mempunyai nilai taksonomi yang tinggi
jika dapat menunjukkan konstan, tidak menyebar pada seluruh takson secara sama,
tidak mudah terpengaruh satu dengan yang lainnya. Ciri kimiawi dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
·
Secara langsung dapat dilihat
seperti butiran pati dan rafid
·
Berupa hasil tumbuhan seperti
alkaloid, flavonoid dan terpenoid
·
Serologi dan elektroforesis protein
Substansi
kimiawi yang secara langsung dapat dilihat :
·
Butiran-butiran pati
Butiran-butiran pati terdapat di dalam
plastisida-plastisida. Butiran-butiran dapat tunggal atau majemuk, mereka
bervariasi dalam bentuk dan sering menunjukkan lapisan.
·
Rafid
Merupakan tungkalan-tungkalan kristal kalsium yang
terkandung dalam sel-sel besar dalam tumbuhan. Tukalan-tukalan kristal kalsium
oksalat ini terbatas pada kelompok tumbuhan tertentu dan mempunyai nilai
sebagai bukti hubungan kekerabatan.
7. Fisiologi
Tumbuhan yang tergolong dalam satu jenis dianggap
menunjukkan sifat fisiologi yang sama pula. Tumbuhan yang menunjukkan sifat
morfologi yang sama mungkin sifat fisiologisnya berbeda. Data-data fisiologi
tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-bukti taksonomi. Musim
berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran geografis penting untuk
mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan.
8. Biologi
Reproduksi
Ciri-ciri
yang diambil dari reproduksi biologi., contohnya: jumlah ruang kepala sari
Susunan ruang kepala sari Tipe endotesium kepala sari Pembentukan dinding
kepala sari Jumlah sel arkerporial Ada/tidaknya aril Perkembangan kantong
embrio Tipe embriogeni Tipe pembentukan endosperm.
9. Ekologi dan Geografi
Memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu
kelompok populasi perlu diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau cukup
sebagai sub spesies, varietas atau forma. Erat hubungannya dengan factor
ekologi yang menentukan beberapa sifat biologi Mempelajari asal usul, sejarah
perkembangan dan evolusi takson Dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat
diselidiki daerah paling banyak jumlah jenis dan paling besar variasi
ciri-cirinya yang dianggap sebagai pusat keanekaragaman dan sering dianggap
tempat asal evolusi takson itu.
Dengan bantuan persebaran geografi dapat ditentukan daerah
yang paling banyak jumlah jenis dan variasi ciri-cirinya, pusat keanekaragaman
dan asal-usul evolusi takson-takson tersebut.
Bukti Ekologi yaitu berhubungan dengan organisme dan
lingkungan ? Hubungan ini diklasifikasikan : biotik, abiotik, spasial,
temporal. ? Bukti ekologi memberikan pemahaman tentang taksa dan komposisi
flora, kekerabatan genetik dan filogenetik taksa, variasi dalam populasi dan
mekanisme evolusi dalam spesies.
10. Genetika
(Gen dan DNA)
Bukti taksonomi genetika berupa studi variasi, ekspresinya
dalam perkembangan dan hubungannya dengan persilangan. ? Bukti genetik adalah
bukti eksperimen yang berasal dari pembastaran dan analisa banyak karakter. ?
Data eksperimen genetik terutama digunakan untuk menunjukkan kekerabatan pada
tingkat spesies, subspesies, varietas dan forma atau ras.
Kemajuan bioteknologi telah menyediakan instrumen yang
memungkinkan dikumpulkannya data urutan nukelotida (DNA atau RNA), gen, protein
(residu asam amino,isozim, enzim), dan lain-lain untuk keperluan taksonomi dan
pemahaman kekerabatan makhluk hidup.
Referensi :
Hasanuddin., Taksonomi
Tumbuhan Tinggi, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006.
Lumowa,V.T,Sonja., Bahan
Ajar Botani Tingkat Tinggi, Samarinda: Universitas Mulawarman, 2002.
Tjitrosoepomo, Gembong.,Taksonomi
Umum Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1993.
http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/09/taksonomi-klasifikasi-dan-sistematik.
html/2012/03/14.
3gggue.blogspot.com/2012/03/sumber-bukti-taksonomi.html
haeryn.wordpress.com/2012/04/13/sumber-bukti-taksonomi/
rizmaririz.wordpress.com/2012/04/11/sumber-bukti-taksonomi/
Diposkan oleh Firman Aneuk Biology di
06.38
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Cari
Blog Ini
Top of Form
|
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form
Share
It
Mengenai
Saya
Nama saya Firman Rija Arhas,Nim 28102081,Tempat/Tanggal
Lahir;Trieng Meuduro Tunong/23 Oktober 1992,Alamat Asal; Desa Trieng Meuduro
Tunong,Kec Sawang,Kab Aceh Selatan.Riwayat Pendidikan; SD Negeri 1 Trieng
Meuduroe Tahun 1998-2004,SMP Negeri 2 Sawang Tahun 2004-2007,SMA Negeri 1
Sawang Tahun 2007-2010,The State Institute For Islamic Studies (IAIN Ar-Raniry)
Tahun 2010-Sekarang.Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Prodi Pendidikan Biologi,IAIN
Ar-Raniry.Riwayat Organisasi: Anggota OSIS SMPN 1 Sawang Tahun
2005-2006,Anggota OSIS SMAN 1 Sawang Tahun 2008-2009,Anggota HMJ-Bio Periode
2011-2012,Sekretaris Divisi Humas HMJ-Bio Periode 2012-2013.Alamat Sekarang di
Rukoh-Darussalam, Kec.Syiah Kuala,Banda Aceh.
Pengikut
Arsip
Blog
Entri
Populer
BAB
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya manusia
bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber...
A.Pendahuluan
Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, sekolah sebagai sebuah sistem,
seharusnya memiliki sebuah mekanisme yang mamp...
BAB
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Platyhelminthes adalah cacing daun yang
umumnya bertubuh pipih. Cacing ini merupakan yang paling seder...
A. Pengertian Protein Kata protein berasal dari protos atau proteos yang
berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen p...
Pengertian
Akar Akar adalah bagian pokok tumbuhan disamping batang dan daun. Asal akar
dari lembaga (radix), pada dikotil, akar lembag...
A.
ANABOLISME Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa
sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme ad...
A.
Pendahuluan Ilmu filsafat sebetulnya banyak aliran atau paham,
diantaranya seperti aliran renaissance, rasionalisme, idealisme, e...
BAB
I PENDAHULUAN Perilaku seseorang tidak akan lepas dari yang namanya akhlak,
akhlak bisa di ucapkan apabila sudah melihat perilak...
BAB
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Islam adalah
agama yang rahmatal lilalamin, yang
mempunyai syariat ...
A.
Pendahuluan Ilmu kalam adalah salah satu dari empat disiplin keilmuan
yang telah tumbuh dan menjadi bagian dari tradisi kajian ...
Template
Travel. Gambar template oleh compassandcamera. Diberdayakan
oleh Blogger.
Langganan:
Postingan (Atom)