Sabtu, 28 Maret 2015

pernafasan


manusia bernafas

anatomi tubuh manusia




mau tau jantung itu gimana

MAKALAH botani tingkat tinggi

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon yang seperti telah disebutkan terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Ciri-ciri morfologi :
1.      Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempuyai pelindung yang khusus.
2.      Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
3.      Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya becabang-cabang denga ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
4.      Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling.
5.      Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari.
6.      Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut.
Ciri-ciri Anatomi :
1.      Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun batangnya mempelihatkan pertumbuhan menebal sekunder.
2.      Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal.
3.      Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya terdapat kambium, jadi berkas pengangkutannya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral.
Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam  3 sub kelas : Monochlamyceae (Apetalae), Dialypetalae, dan Sympetalae, yang perbedaannya terletak dalam ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut.
a.            Monochlamydeae (apetalae)
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini kebanyakan berupa pohon-pohon atau setidaknya tumbuh-tumbuhan yang batangnya berkayu, bunga berkelamin tunggal dengan penyerbukan anemogami, jarang entomogami. Hiasan bunga tidak terdapat atau kalau ada hanya tunggal, oleh sebab itu disebut Monochlamydeae (Mono = satu, tunggal; chlamydos = mantel, selubung). Hiasan bunga yang tunggal itu biasanya menyerupai kelopak, jarang merupai mahkota, oleh sebab itu juga dinamakan Apetalae (a = tidak, tanpa; petala = daun mahkota). Hanya pada golongan tertentu saja terdapat hiasan bunga gand, a.l. pada famili Caryophyllaceae. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun-daun hiasan bunga (superponeren), atau terdapat dengan jumlah benang sari yang besar. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain :
1.      Casuarinales (Verticillatae)
2.       Fagales
3.      Myricales 
4.      Juglandales
5.      SalicalesUrticales
6.      Piperales
7.      Proteales
8.      Santalales
9.      Polygonales
10.  Caryophyllales (Centrospermae)
11.   Euphorbiales (Tricoccae)
12.  Hamamelidales
b.            Dialypetalae
Sub kelas ini meliputi terna, semak, perdu dan pohon-pohon yang sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya mempunyai bunga yang segera dapat menarik perhatian dan pada umumnya menunjukkan adanya hiasan bunga ganda, jadi jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota, sedang daun-daun mahkotanya bebas satu dari yang lain. Pandangan sementara ahli, bahwa kelompok tumbuhan ini harus dipandang sebagai kelompok tumbuhan dikotil yang paling primitif didasarkan atas kenyataan bahwa diantara Dialypetalae ditemukan anggota-anggota yang bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral pada sumbu bunganya dan kadang-kadang tidak jelas batas-batasnya antara kelopak, mahkota, benangsari, dan daun-daun buah karena adanya bentuk-bentuk peralihan di antara bagian-bagian tersebut, ditambah dengan adanya daun-daun buah yang masih bebas satu sama lain (apokarp).
Mengingat besarnya jumlah anggota sub kelas ini, hanya akan diuraikan takson-takson tertentu saja yang anggotanya mempunyai hubungan langsung dalam kehidupan manusia. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain :
1.        Policarpicae (Ranales atau Ranunculales)
2.        Aristolochiales
3.        Rosales
4.        Myrtales
5.        Rhoeadales (Brassicales)
6.        Sarraceniales
7.        Parietales (Cistales)
8.        Guttiferales (Clusiales)
9.        Malvales atau(Columniferae)
10.    Geraniales atau Gruinales
11.    Malpighiales
12.    Polygalales
13.    Rutales
14.    Sapindales
15.    Balsaminales
16.    Rhamnales
17.    Celastrales
18.    Umbelliflorae (Apiales)
c.             Sympetalae
Tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini mempunyai ciri utama adanya bunga dengan hiasan bunga yang lengkap, terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain :
1.      Plumbaginales
2.       Primulales
3.      Ebenales
4.      Ericales
5.      Campanulatea (Asterales, Synandrae)
6.      Rubiales
7.      Ligustrales (Oleales)
8.      Contortae (Apocynales)
9.      Tubiflorae (Solanales, Personatae)
10.  Cucurbitales
B.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales)
2.      Bagaimana ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)
3.      Bagaimana ciri – ciri bangsa Cucurbitales
C.            Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales)
2.        Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)
3.        Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Cucurbitales
D.           Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan informasi dan bahan ajar dari mata kuliah Botani Tingkat Tinggi.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Bangsa Contortae (Apocynales)
Terna, semak, atau pohon, kayunya seringkali mempunyai floem intraxiler, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilangan 4-5, dengan daun – daun mahkota yang berlekatan. Benang sari sama banyak dengan tajuk – tajuk mahkota, dan berseling dengan taujuk – tajuk tersebut.bakal buah menumpang, tembuni pada dinding. Ada kalanya terdapat 2 bakal buah yang menjadi satu karena pelekatan tangkai putiknya. Tiap ruang berisi sedikitnya sampai banyak bakal biji, masing – masing dengan 1 integumen. Biji sering bersayap atau berambut dengan endosperm yang terbentuk secara nuclear, lembaga lurus.
1.         Suku Apocynaceae
Terna atau tumbuhan berkayu berupa semak, perdu, atau pohon dengan buluh getah yang tidak beruas - ruas, seringkali memanjat, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, berbilang 5, jarang berbilang 4. Kelopak berbagi dalam, daun mahkota berlekatan membentuk buluh yang relative panjang dengan di atas tajuk – tajuk yang dalam kuncup terpuntir ke suatu arah. Benang sari sebagian berlekatan dengan buluh mahkota, berseling dengan tajuk – tajuk mahkota, kepala sari panjang bangun anak panah dan penghubung ruang sari yang runcing. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 dengan 2 tembuni pada dinding, ada kalanya bakal buah beruang 2, atau terdapat 2 bakal buah yang tangkai putiknya berlekatan, dengan banyak bakal biji. Bakal buah dikelilingi cakram yang berlekuk 4-5 atau berbelah 2. Tangkai putik 1 dengan penebalan dekat kepala putiknya. Buahnya buah buni, buah kurung atau serupa buah batu. Biji sering bersayap atau berambut, mempunyai endosperm sedikit atau tanpa endosperm, lembaga besar, lurus. Suku ini membawahi kurang lebih 175 marga, seluruhnya meliputi sekitar 1000 jenis yang tersebar di daerah tropika. 


2.         Suku Loganiaceae
Terna atau tumbuhan berkayu dengan floem intraxiler, daun tunggal berhadapan atau berkarang, pada pangkal bersambung dengan perantaraan suatu rusuk atau mempunyai daun penumpu kecil. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf. Daun kelopak 4-16, biasanya tersusun dalam beberapa lingkarang. Daun mahkota berlekatan dengan 4, 5 sampai banyak tajuk. Benang sari sama banyaknya dengan tajuk – tajuk mahkota, berlekatan dengan buluh mahkota, jarang hanya terdapat 1 benang sari. Bakal buah menumpangatau setengah tenggelam, beruang 1-5, kebanyakan beruang 2, tiap ruang dengan 1 sampai banyak bakal biji. Tangkai putik 1, berbelah 2-4, atau ada 2 tangkai putik. Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah sekat dengan 2 katup, atau buah buni atau buah batu. Biji dengan endosperm yang terbentuk secara nuclear dengan lembaga yang lurus. Loganiaceae terbagi dalam kurang lebih 20 marga, seluruhnya mencakup sekitar 400 jenis yang tersebar di daerah iklim panas sampai dengan iklim sedang, tidak terdapat di eropa. 


1.         Suku Gentianaceae
Kebanyakan berupa terna annual atau perennial, jarang berupa semak atau perdu. Daun tunggal, berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga dalam bunga majemuk yang bersifat simos, banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, jarang zigomorf. Kelopak dengan 4-12 tajuk – tajuk atau terdiri atas jumlah daun kelopak yang sama. Mahkota berlekatan dengan jumlah tajuk – tajuk kelopak, dalam kuncup terpuntir ke satu arah. Benang sari sama banyak dengan jumlah tajuk – tajuk mahkota atau lebih sedikit, berlekatan dengan buluh mahkota. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, hamper selalu beruang 1 dengan  2 tembuni pada dinding dengan banyak bakal biji. Tangkai putik 1, kadang berbelah 2. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan 2 katup atau buah kurung. Biji dengan endosperm dan lembaga yang hamper berbentuk silinder atau kerucut. Suku ini meliputi sekitar 800 jenis, terbagi dalam kurang lebih 65 marga, terutama tersebar di daerah iklim sedang.

mahasiswa biologi



Jadilah diri sendiri dan banggalah dengan apa yang kamu miliki
Minggu, 23 Desember 2012
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
TIPE CIRI YANG BISA DIAMBIL SEBAGAI SUMBER BUKTI TAKSONOMI: 
Berikut ini akan diungkapkan beberapa cabang biologi yang dapat dijadikan sebagai sumber bukti taksonomi:
1. Morfologi
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati dan praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data morfologi adalah:
·      Generatif (bunga, buah, dan biji).
·      Vegetatif (perawakan/habitus dan organ), biasanya yang sering dipakai antara lain: habit, akar banir, penyebaran bulu pada bagian-bagian tumbuhan.
·      Ontologi (cara pertumbuhan)
Data morfologi sering menunjukkan cara-cara tumbuhan tersebut mengadaptasikan diri dengan lingkungannya dan evolusinya. Kelebihan sumber bukti morfologi adalah dapat memperagakan dengan cepat keanekaragaman tumbuhan dibandingkan dengan sumber bukti yang lainnya.
Penggunaan: Melastomataceae ditentukan berdasarkan bentuk morfologi daunnya Cucurbitaceae ditentukan berdasarkan sulurnya.
Beberapa ciri morfologi yang sering diabaikan, yaitu:
)                      1)   Sulit dilihat , misal kelenjar madu, lodicula, tangkai benang sari
2)      Sulit dibuat koleksi , misal pangkal daun dari suku palmae

Ciri-ciri Vegetatif
             1)      Perawakan (Habitus)
Perawakan berhubungan dengan ciri, seperti ukuran , percabangan, penyebaran, kerapatan, bentuk, ukuran serta tekstur daun, sistem perakaran, cara perkembangbiakkan, serta kehidupan dan periodisitas.Dalam taksonomi , dapat diartikan:
·      Digunakan untuk menguraikan dan membandingkan bermacam-macam sifat perawakan tumbuhan yang berbeda.
·      Untuk memperkirakan tingkat adaptasi dan penyesuaian ekologis terhadap habitat.
Contoh bentuk pohon tergantung bentuk tajuknya (bulat dan rimbun, bulat memanjang, dan bentuk panjang ).
  
2)      Organ – organ dalam tanah
Organ dalam tanah memberikan ciri yang berharga untuk pemisahan taksonomi, misal taksonomi marga Raninculus. Dalam marga Aristolochia bentuk akar (bulat, bulat telur, silindris, bentuk tombak, bentuk napiformis) merupakan sifat yang konstan dan penting untuk menentukan jenis.

3         3)      Daun
Bentuk daun menunjukan variasi yang sangat luas mulai dari pangkal sampai ujung daun, terutama tunas dari berbagai jenis pohon. Ptiksis adalah cara penggulungan atau pelipatan organ yang berdiri sendiri seperti daun atau petela pada waktu kuncup. Sifat ini sebagai sumber bukti Taksonomi pada takson tertentu misal marga primula suku Rosaceae.
Bentuk pangkal daun , morfologi stipila , pertulangan daun dan sifat tertentu seperti epidermis daun dan jumlah stomata penting sebagai bukti taksonomi untuk takson tertentu.

2.   Anatomi
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan secara filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk mendeterminasi kayu-kayu ekonomis. Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam taksonomi:
a.    Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat dengan tidak adanya pembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan Pteridophyta.
b.   Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk marga atau di atasnya.
c.    Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis.
d.   Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga tereduksi, sehingga orang dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota pada Fagaceae, sehingga memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya mempunyai bunga yang tidak primitive.
Ciri yang dapat diamati setelah melakukan penyayatan pada suatu organ atau bagian tubuh  (morfologi dalam).

3.   Sitologi
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe (keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit.
·         Ukuran kromosom mantap untuk jenis
·         Jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya sama, kecuali dalam beberapa jenis tertentu.

4.   Embriologi
Individu dalam marga atau suku mungkin dicirikan dengan tipe embrionya, dan tanda ini mungkin dapat dipakai untuk menentukan pembatasan taksonomi dan kekerabatan alami. Data-data embriologis yang digabungkan dengan ciri-ciri anatomi dan morfologis, dapat digunakan dalam membuat klasifikasi yang lebih baik.
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan masalah taksonomi. Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang berkaitan dengan struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit jantan, gametofit betina, bakal biji, pembuahan, endosperma, kulit biji, apomiksis dan poliembrio. Pembagian utama Dikotil dan Monokotil didasarkan pada satu sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa rendah masih jarang digunakan. Ada beberapa macam tipe bakal biji, yaitu orthotropous bila mikropil terletak di bagian atas, sedangkan hilumnya di bagian bawah; amphitropous, yaitu bakal biji yang tangkai bijinya membengkok sehingga ujung bakal biji dan tangkai dasarnya berdekatan satu sama lain. Anatropous, yaitu bakal biji yang mempunyai mikropil membengkok sekitar 180o, dan campylotropous, yaitu bakal biji yang membengkok 90o sehingga tali pusar tampak melekat pada bagian samping bakal biji.

5.   Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi sumber taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis, marga atau suku. Ciri-ciri utama butir polen yang mempunyai nilai taksonomi adalah jumlah dan posisi alur, jumlah, posisi dan kekompleksan apertura serta bentuk pahatan eksin. Tipe butir polen pada Angiospermae ada 2 tipe poko yaitu :
a.    Monocolpate : butir polen yang dilengkapi suatu alur tunggal yang terdapat pada satu sisi butir polen yang jauh dari titik hubungan setrad.
b.   Trocolpate : butir polen dengan tiga alur meridional. Rangkaian spesialisasi diawali dari monocolpate maupun tricolpate kemudian mencapai puncaknya pada acolpate (tanpa alur) dan pancolpate (beralur banyak).

6.   Chemistry
·      Penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya serta susunan kimia senyawa cadangan makanan.
·      Adanya kandungan morfin dalam Papaver
·      Cadangan pati, bukti penguat anggota Gramineae
·      Kristal kalsium oksalat (rapid): membantu dalam penyusunan klasifikasi Rubiaceae,
·      Liliaceae dan Compositae serta kekerabatan antara cactaceae dengan anggota Centrosperma


Ciri kimiawi dapat mempunyai nilai taksonomi yang tinggi jika dapat menunjukkan konstan, tidak menyebar pada seluruh takson secara sama, tidak mudah terpengaruh satu dengan yang lainnya. Ciri kimiawi dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
·         Secara langsung dapat dilihat seperti butiran pati dan rafid
·         Berupa hasil tumbuhan seperti alkaloid, flavonoid dan terpenoid
·         Serologi dan elektroforesis protein

Substansi kimiawi yang secara langsung dapat dilihat :
·         Butiran-butiran pati
Butiran-butiran pati terdapat di dalam plastisida-plastisida. Butiran-butiran dapat tunggal atau majemuk, mereka bervariasi dalam bentuk dan sering menunjukkan lapisan.

·         Rafid
Merupakan tungkalan-tungkalan kristal kalsium yang terkandung dalam sel-sel besar dalam tumbuhan. Tukalan-tukalan kristal kalsium oksalat ini terbatas pada kelompok tumbuhan tertentu dan mempunyai nilai sebagai bukti hubungan kekerabatan.

7.   Fisiologi
Tumbuhan yang tergolong dalam satu jenis dianggap menunjukkan sifat fisiologi yang sama pula. Tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama mungkin sifat fisiologisnya berbeda. Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-bukti taksonomi. Musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran geografis penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan.

8.   Biologi Reproduksi
Ciri-ciri yang diambil dari reproduksi biologi., contohnya: jumlah ruang kepala sari Susunan ruang kepala sari Tipe endotesium kepala sari Pembentukan dinding kepala sari Jumlah sel arkerporial Ada/tidaknya aril Perkembangan kantong embrio Tipe embriogeni Tipe pembentukan endosperm.

9.    Ekologi dan Geografi
Memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu kelompok populasi perlu diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau cukup sebagai sub spesies, varietas atau forma. Erat hubungannya dengan factor ekologi yang menentukan beberapa sifat biologi Mempelajari asal usul, sejarah perkembangan dan evolusi takson Dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat diselidiki daerah paling banyak jumlah jenis dan paling besar variasi ciri-cirinya yang dianggap sebagai pusat keanekaragaman dan sering dianggap tempat asal evolusi takson itu.
Dengan bantuan persebaran geografi dapat ditentukan daerah yang paling banyak jumlah jenis dan variasi ciri-cirinya, pusat keanekaragaman dan asal-usul evolusi takson-takson tersebut.
Bukti Ekologi yaitu berhubungan dengan organisme dan lingkungan ? Hubungan ini diklasifikasikan : biotik, abiotik, spasial, temporal. ? Bukti ekologi memberikan pemahaman tentang taksa dan komposisi flora, kekerabatan genetik dan filogenetik taksa, variasi dalam populasi dan mekanisme evolusi dalam spesies.
 
10.  Genetika (Gen dan DNA)
Bukti taksonomi genetika berupa studi variasi, ekspresinya dalam perkembangan dan hubungannya dengan persilangan. ? Bukti genetik adalah bukti eksperimen yang berasal dari pembastaran dan analisa banyak karakter. ? Data eksperimen genetik terutama digunakan untuk menunjukkan kekerabatan pada tingkat spesies, subspesies, varietas dan forma atau ras.
Kemajuan bioteknologi telah menyediakan instrumen yang memungkinkan dikumpulkannya data urutan nukelotida (DNA atau RNA), gen, protein (residu asam amino,isozim, enzim), dan lain-lain untuk keperluan taksonomi dan pemahaman kekerabatan makhluk hidup.

Referensi            :
Hasanuddin., Taksonomi Tumbuhan Tinggi, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006.
Lumowa,V.T,Sonja., Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi, Samarinda: Universitas   Mulawarman, 2002.
Tjitrosoepomo, Gembong.,Taksonomi Umum Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993.
http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/09/taksonomi-klasifikasi-dan-sistematik. html/2012/03/14.
3gggue.blogspot.com/2012/03/sumber-bukti-taksonomi.html
haeryn.wordpress.com/2012/04/13/sumber-bukti-taksonomi/
rizmaririz.wordpress.com/2012/04/11/sumber-bukti-taksonomi/



Diposkan oleh Firman Aneuk Biology di 06.38 http://img1.blogblog.com/img/icon18_email.gif
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Cari Blog Ini
Top of Form

Bottom of Form
Top of Form

Bottom of Form
Share It
Mengenai Saya
Foto Saya
Nama saya Firman Rija Arhas,Nim 28102081,Tempat/Tanggal Lahir;Trieng Meuduro Tunong/23 Oktober 1992,Alamat Asal; Desa Trieng Meuduro Tunong,Kec Sawang,Kab Aceh Selatan.Riwayat Pendidikan; SD Negeri 1 Trieng Meuduroe Tahun 1998-2004,SMP Negeri 2 Sawang Tahun 2004-2007,SMA Negeri 1 Sawang Tahun 2007-2010,The State Institute For Islamic Studies (IAIN Ar-Raniry) Tahun 2010-Sekarang.Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Prodi Pendidikan Biologi,IAIN Ar-Raniry.Riwayat Organisasi: Anggota OSIS SMPN 1 Sawang Tahun 2005-2006,Anggota OSIS SMAN 1 Sawang Tahun 2008-2009,Anggota HMJ-Bio Periode 2011-2012,Sekretaris Divisi Humas HMJ-Bio Periode 2012-2013.Alamat Sekarang di Rukoh-Darussalam, Kec.Syiah Kuala,Banda Aceh.
Pengikut
Arsip Blog
http://www.google.com/uds/solutions/slideshow/btn_prev_small.pnghttp://www.google.com/uds/solutions/slideshow/btn_pause_small.pnghttp://www.google.com/uds/solutions/slideshow/btn_next_small.png
http://lh3.ggpht.com/-X3757R7JGs0/VRUVwOQB-nI/AAAAAAAAI0Y/aScjmf6SFdQ/s288/DSCN2764cc-013.jpghttp://lh6.ggpht.com/-wE-ypZQbW9k/VRUVt14lLCI/AAAAAAAAIzw/-TII5fJcis4/s288/DSCN4017ccb-005.jpghttp://lh4.ggpht.com/-IsWgRw-UgxI/VRUVtOkqSFI/AAAAAAAAIzs/TalIejQIY6A/s288/DSCN3913cc-014.jpghttp://lh3.ggpht.com/-tSS20N14G7Y/VRUVqb1MpyI/AAAAAAAAI0E/nkGIhMErN_0/s288/DSCN3574ccb2-022.jpghttp://lh4.ggpht.com/-ijGT-ZuGZOw/VRUVp0ZHUvI/AAAAAAAAI0I/ys6WCWSlA88/s288/DSCN3525ccb-004.jpghttp://lh6.ggpht.com/-HsVYobaK66c/VRUVpaAf1qI/AAAAAAAAI0M/s8-VIr57ky4/s288/DSCN2895cc-014.jpghttp://lh4.ggpht.com/-c2w1yrhzLW8/VRUVo7UH5BI/AAAAAAAAI0U/4OqIww76gps/s288/DSCN2884ccb-008.jpghttp://lh4.ggpht.com/-8xPwesoQC1o/VRUVorwovtI/AAAAAAAAIy0/hdMIOmGsDnk/s288/DSCN2753cc.jpg
Entri Populer
BAB I PENDAHULUAN 1.1      Latar Belakang Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber...
A.Pendahuluan Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, sekolah sebagai sebuah sistem, seharusnya memiliki sebuah mekanisme yang mamp...
BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Platyhelminthes adalah cacing daun yang umumnya bertubuh pipih. Cacing ini merupakan yang paling seder...
  • http://4.bp.blogspot.com/-m3__5GScM2U/T1m9xtrPEbI/AAAAAAAAAIE/G653fyfafu0/s72-c/protein.jpg
   A.   Pengertian Protein Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen p...
Pengertian Akar Akar adalah bagian pokok tumbuhan disamping batang dan daun. Asal akar dari lembaga (radix), pada dikotil, akar lembag...
A.    ANABOLISME Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme ad...
A.   Pendahuluan Ilmu filsafat sebetulnya banyak aliran atau paham, diantaranya seperti aliran renaissance, rasionalisme, idealisme, e...
BAB I PENDAHULUAN Perilaku seseorang tidak akan lepas dari yang namanya akhlak, akhlak bisa di ucapkan apabila sudah melihat perilak...
BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Agama   Islam   adalah   agama   yang   rahmatal   lilalamin,   yang   mempunyai   syariat ...
A.   Pendahuluan Ilmu kalam adalah salah satu dari empat disiplin keilmuan yang telah tumbuh dan menjadi bagian dari tradisi kajian ...


Template Travel. Gambar template oleh compassandcamera. Diberdayakan oleh Blogger.